Bertepatan dengan Hari Guru Nasional ke-20, 1 pleton siswa SDN Bulak Rukem I berkempatan untuk mengikuti HUT PGRI ke-68 di Kec. Bulak. Pembina Upacara Bp. Camat Bulak. Kegiatan ini berlangsung pukul 07.00 - 08.00. Sekitar pukul 08.00 siswa mengikuti acara tabur bunga di Makam WR Supratman dengan Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan guru wilayah Bulak, Kenjeran, Tambaksari, Simokerto. Acara diawali dengan doa bersama di pusara Biola WR Supratman (Jalan Tambak Segaran - Surabaya).
Siswa SDN Bulak Rukem I adalah satu-satunya siswa yang benar-benar peduli terhadap Pahlawan Bangsa. Tidak hanya mengucap di lingkungan sekolah. Dibuktikan dengan ketekunan dalam berdoa dengan para pendidik yang lain. Acara langka bagi siswa. Sudah biasa bagi kita yang tua. Model kegiatan inilah yang seharusnya ditanamkan secara nyata kepada anak didik. Setelah Ziarah, siswa melanjutnya pembacaan riwayat WR Supratman yang berada di dinding sebelah Selatan. Momen ini pula yang kelak suatu hari akan menjadi benih kecintaan kepada bangsa, tanah air, dan bahasa dimanapun kita berada.
Kegiatan berlanjut dengan MENENGOK RUMAH WR SUPRATMAN ( Jl. Mangga No.21 - Surabaya ). Rumah ini sedang di renovasi sehingga siswa hanya melihat dari sisi luar. Bagaimana isi di dalamnya ? Ini pula menjadi penasaran para siswa. KS sendiri sudah sudah berkali-kali mengunjungi rumah ini. Di dalam rumah terdapat peninggalan WR Supratman. Hanya saja peninggalan tersebut tidak secara langsung dari Beliau. Biola pernah ada di rumah ini. Sekarang di simpan di Museum Sumpah Pemuda Jakarta. Rumah tua ini sekarang terawat rapi sebagai benda cagar budaya milik Pemkot Surabaya.
Terima kasih anak-anakku yang tetap sehat dengan selalu mengingat perjuangan dan pengorbanan pahlawan bangsa. Sejarah WR Supratman sebenarnya tidah pernah terlepas dari Sumpah Pemuda dan Penjara Kalisosok. Di Penjara Kalisosok dekat JMP Plaza, WR Supratman disiksa oleh Belanda hampir 1 bulan, hingga akhirnya dikembalikan ke rumah ( Jl. Mangga No.21 - Surabaya ) dalam kondisi sakit parah hingga meninggal dunia 7 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Awalnya makam beliau ada di pemakaman umum Rangkah ( sebelah utara makam sekarang ) berbaur dengan makam rakyat biasa. Bersyukur Pemerintah peduli untuk memindahkan makam Beliau seperti di tempat sekarang.
Selamat tidur pahlawanku. Aku akan teruskan perjuanganmu. Aku akan rajin belajar untuk menjadi manusia yang sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia dengan tetap berpeganga teguh pada nilai-nilai pengorbananmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar