Rabu, 13 November 2013

GERBONG MAUT

          Pukul 11.15, sepuluh siswa berangkat menuju SSCC dengan satu tujuan yaitu mengenal MADING ( Majalah Dinding ) yang digelar dengan tatanan apik. Penampilan Mading tidak hanya 2 Dimensi, tetapi sudah mengarah 3 Dimensi dengan bumbu-bumbu IT. Harapannya agar anak-anak yang selama ini ikut dalam Fotografi dapat memanfaatkan ilmunya. Begitu juga yang gemar menulis, menggambar, bercerita dan SINEMATOGRAFI dapat inspirasi untuk mengembangkan ketrampilan dan sekaligus punya keinginan untuk menyampaikan kepada teman-teman sekelasnya. Bila wali murid ikut aktif mencari momen-momen penting demi kepentingan putra putrinya, dipastikan pendidikan ketrampilan untuk masa depannya akan terjaga dengan baik. Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap tidak hanya kita peroleh di sekolah. Justru akan lebih banyak kita dapatkan di luar sekolah, mengingat keterbatasan waktu dan beaya untuk pendidikan di sekolah. Semoga bapak/ibu wali murid berkenan untuk sering-sering mengajak putra putrinya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan di luar sekolah.
           Mengingat masih dalam suasana Hari Pahlawan, sekaligus menanamkan jiwa dan semangat perjuangan bangsa, siswa diajak menengok sekilas tentang Gerbong Maut. Sebelum sampai di Gedung Juang 45, semua siswa ketika ditanya KS perihal Gerbong Maut, tak ada satupun yang mampu mengungkapkan. Sesampainya di pintu gerbang, saya sampaikan keinginan siswa untuk menengok sejarah Gerbong Maut. Oleh Petugas Security kami dimaintai bukti KTP, sekaligus diminta berdoa. Awalnya Beliau bimbang untuk menerima siswa-siswa SD. Petugas Gedung Juang 45, saya yakinkan bahwa tujuan kami ingin melihat dan mendengar secara langsung kisah Gerbong Maut. Hanya saja petugas kurang paham tentang sejarah Gerbong Maut. Saya sendiri sebenarnya sudah tahu tentang sejarah Gerbong Maut. Hanya saja kami ingin anak-anak mendapat cerita langsung dari petugas. ( Sayang sekali petugas yang menyampaikan Sejarah sedang tidak ada ). Kami juga diberi kesempatan masuk ke Museum Gedung Juang untuk melihat foto-foto perjuangan 45. Termasuk peninggalan Jenderal Sudirman ( Oleh Petugas tidak diperkenankan di ambil gambarnya ).
Gerbong maut itu sendiri sebenarnya ada 3. Ada yang di Museum Brawijaya Malang, ada yang di Museum Juang 45 ( duplikatnya ). Jumlah tawanan yang dimasukkan gerbong ada 100 orang dan dibawa dalam keadaaan tertutup dari Stasiun Bondowoso ke Wonokromo (Surabaya). Tawanan yang meninggal sebanyak 46 orang. Tawanan yang masih hidup di bawa ke Penjara Koblen (Bubutan). Peristiwa tersebut berlangsung tanggal 22 - 23 Nopember 1947.
          Satu hal yang harus kita ketahui yaitu banyak diantara kita yang tidak tahu sejarah bangsa ini. Kalau sudah demikian, apa yang harus kita lakukan agar guru dan siswa tahu-paham-mengerti arti perjuangan kemerdekaan. Sudahkah kita wariskan nilai perjuangan kepada generasi penerus ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar